-->

Monday, August 24, 2015

Syrirk, Dahulu dan Sekarang

Di antara musibah besar yang menimpa kaum muslimin dewasa ini adalah sikap tak acuh terhadap urusan agama dan sibuk dengan urusan dunia. Oleh karena itu banyak diantara mereka yang terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah karena minimnya pemahaman tentang permasalahan-permasalahan agama.



Jurang terdalam pun mereka masuki yaitu lembah hitam kesyirikan. Perbuatan dosa yang paling besar ini pun begitu samar bagi kebanyakan manusia karena kejahilanmereka dan rajinnya setan dalam menyesatkan manusia sebagaimana yang dikisahkan Allah tentang sumpah iblis, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus". (Al-A’raf : 16)

Bahkan kesyirikan hasil tipudaya iblis yang terjadi sekarang ini lebih parah daripada kesyirikan yang terjadi pada zaman Rasūlullah Shallallahu ‘alaihi wasallam..!!

Kenapa bisa demikian?


1. Kemusyrikan zaman dahulu hanya di waktu lapang

Sesungguhnya orang-orang musyrik pada zaman Rasūlullah melakukan kesyirikan hanya ketika dalam keadaan lapang saja. Namun tatkala mereka dalam keadaan sempit, terjepit, susah dan ketakutan mereka kembali mentauhidkan Allah, hanya berdo'a kepada Allah saja dan melupakan segala sesembahan selain Allah. Hal ini sebagaimana dikabarkan oleh Allah tentang keadaan mereka, " Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih."(Al-Isra' : 67

"Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.

Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu ter- masuk penghuni neraka."

(Az-Zumar:8)




Itulah keadaan musyrikin zaman dahulu, lalu bagaimana keadaan musyrikin pada zaman kita ini? Ternyata sama saja bagi mereka, baik dalam waktu lapang ataupun sempit, tetap saja mereka menjadikan sekutu bagi Allah. Tatkala punya hajatan (misalnya pernikahan, membangun rumah ataupun yang lainnya) mereka memberikan sesajen ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Tatkala suatu ketika terkena musibah, mereka beranggapan bahwa mereka telah kuwalat terhadap jin penunggu kampungnya kemudian meminta ampun dan berdoa kepadanya agar menghilangkan musibah itu atau pergi ke dukun untuk menghilangkannya. Ini adalah bentuk kesyirikan kepada Allah yang amat nyata. Allah berfirman, "Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan sesuatu yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka."(Ar-Ra'du : 14)


2. Sesembahan musyrikin dulu lebih mending salihnya

Orang-orang musyrik pada zaman Rasūlullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan sekutu bagi Allah dari dua kelompok, yang pertama adalah hamba-hamba Allah yang şalih, baik dari kalangan para nabi, malaikat ataupun wali. Dan yang kedua seperti pohon, batu dan lainnya.

Lalu bagaimana keadaan orang-orang musyrik zaman kita?

Saking parahnya keadaan mereka, orang-orang yang telah mereka kenal sebagai orang suka berbuat maksiatpun mereka sembah dan diharapkan berkahnya. Lihat betapa banyak orang yang berbondong-bondong minta berkah ke makam pangeran ini, mbah itu, nyai ini, sesepuh itu, dan lain-lainnya dari orang yang sudah jelas akan kemaksiatannya di tengah-tengah masyarakat, dan sebagainya, yang tersebar dikalangan mereka bahwa-sannya dengan mengunjungi kuburan pangeran, mbah, atau nyai tersebut akan mendapatkan barakah, atau terpenuhinya hajat, walaupun harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit disebabkan jauhnya jarak kuburan tersebut dari rumahnya.

Na’udzu billahi min dzalik.

3. Musyrikin zaman dahulu tidak menyekutukan Allah dalam Rububiyah-Nya 

Tauhid rububiyah adalah mengikrar- kan bahwa Allah-lah satu-satunya pencipta segala sesuatu, yang memberikan rizki, yang menghidupkan dan mematikan, serta hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Ini semua diakui oleh orang-orang musyrik zaman dahulu. Dalilnya adalah firman Allah,

" Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?"

(Az-Zukhruf : 87)

Juga firman-Nya, "Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" (Yunus:31).

Akan tetapi titik penyimpangan mereka yaitu kesyirikan dalam tauhid uluhiyah(mengikrarkan bahwa hanya Allah sajalah yang berhak ditujukan kepada-Nya segala bentuk ibadah, seperti do'a, nadzar, menyembelih kurban dan lain-lain).

Inilah yang diingkari oleh musyrikin zaman dulu. Mereka berdoa kepada patung atau penghuni kubur bukan dengan keyakinan bahwa patung itu bisa mengabulkan do'a mereka atau punya kekuasaan untuk mendatangkan keburukan, namun yang mereka maksudkan hanyalah supaya patung (sebagai perwujudan dari orang şalih) atau penghuni kubur itu dapat menyampaikan do'a mereka kepada Allah. Mereka berkeyakinan bahwa orang şalih itu yang telah diwujudkan/dilambangkan dalam bentuk gambar/patung tersebut mempunyai kedudukan mulia di sisi Allah. Sementara mereka merasa banyak berbuat dosa dan maksiat, sehingga tidak pantas meminta langsung kepada Allah, tetapi harus melalui perantara. Inilah yang mereka kenal dengan meminta syafa'at pada sesembahan mereka. Mereka (orang-orang musyrik) mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya."(Az-Zumar:3)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Post a Comment

Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com