Penuntut Ilmu dan Waktu Pagi
Keutamaan Waktu Pagi.
Pagi hari memiliki keutamaan yang
besar, diantara hal-hal yang menunjukkan keutamaannya adalah sebagai berikut:
- Pagi hari merupakan salah satu dari tiga waktu
terbaik dalam sehari semalam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
( فَاصْبِرْ عَلَى مَا
يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ
الْغُرُوبِ، وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ )
Artinya : "Maka
bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah kepada Rabbmu
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di
malam hari dan setiap selesai sujud (shalat)." (QS Qaaf: 39-40)
- Pagi hari merupakan salah satu dari dua waktu
yang sangat dianjurkan untuk banyak berdzikir dengan dzikir-dzikir
tertentu.
Jabir bin Samurah, ketika mensifati
petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata:"Beliau
tidak meninggalkan tempat dimana beliau shalat subuh sampai matahari terbit.
Dan jika matahari telah terbit maka beliaupun berdiri (untuk
shalat-pent)." [1]
- Pagi hari adalah waktu yang diberkahi untuk
ummat islam
Diriwayatkan dari Shakhr bin Wada'ah
bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda :
(اللهم
بارك لأمتي في بكورها)
Artinya : "Ya Allah,
berkahilah umatku di pagi harinya! "
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika mengirim pasukan perang maka mengirimnya di pagi hari, dan
Shakhr dulu adalah seorang pedagang, dan dia mengirim dagangannya di pagi hari,
maka dia jadi kaya dan banyak harta.[2]
Makna berkah yaitu berkembang dan
bertambahnya kebaikan.
Salaf Di Pagi Hari.
Sebagian murid Ibnu Mas'ud pernah datang kerumah beliau setelah subuh, kemudian
mereka takut masuk ke rumah beliau, karena menyangka ada keluarga beliau yang
tidur pagi. Maka beliau berkata: Apakah kalian menyangka bahwa keluarga Ibnu
Mas'ud lalai? Kemudian beliau bertasbih sampai kira-kira matahari telah terbit.[3]
Tidur Pagi.
Telah kita ketahui bahwa waktu pagi adalah waktu yang afdhal. Akan tetapi, pada
kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikannya. Waktu yang seharusnya
dipergunakan untuk bekerja, taat dan beribadah ternyata dipergunakaan untuk
tidur dan bermalas-malasan.
Para As-salaf As-shalih yang hidup di zaman terbaik membenci tidur pagi ini.
Ibnu Al-Qayyim berkata : "Termasuk sesuatu yang makruh di mata mereka
(para salaf) tidur diantara waktu subuh dan terbit matahari. Karena saat-saat
itu adalah ghanimah (pahala). Dan menurut mereka, mengisi waktu tersebut adalah
suatu keutamaan yang sangat besar. Sampai-sampai, kendatipun mereka berjalan semalam
suntuk, mereka tidak mau istirahat sampai matahari terbit."[4]
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia
melihat seorang anaknya sedang tidur di waktu pagi, maka diapun berkata:
"Bangun! Apakah kamu tidur di waktu dibaginya rejeki?" [5]
Mudharat Tidur Pagi.
- Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan As
Sunnah.
- Bukan akhlak & kebiasaan as Salafush
Sholih, bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.
- Tidak mendapatkan barakah di dalam waktu dan
amalannya.
- Menyebabkan malas&tidak bersemangat disisa
harinya.
Ibnul Qayyim berkata: "Pagi hari
bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu
tuanya"[6] Dan amalan seseorang di waktu muda
berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua .
- Menghambat datangnya rizki.
Ibnu Al-Qayyim berkata:
"Empat hal yang menghambat datangnya rizki: tidur di waktu
pagi, sedikit sholat, malas & berkhianat"[7]
- Menyebabkan berbagai penyakit badan,
diantaranya: melemahkan syahwat.[8]
Sebab-Sebab Tidur Pagi Dan Solusinya.
- Tidak sholat malam, karena ini menyebabkan malas di pagi hari. Cara mengatasinya
dengan cara sholat malam, karena dengan itu lepaslah ikatan-ikatan setan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: "Setan mengikat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang)
seorang dari kalian ketika tidur, di setiap ikatan dia mengatakan:
"Malam panjang, maka tidurlah!" Jika dia bangun dan mengingat Allah,
maka lepaslah ikatan (pertama). Kemudian jika dia berwudhu maka lepaslah ikatan
(kedua). Kemudian jika dia sholat maka lepaslah satu ikatan (terakhir).
Sehingga di pagi hari dia menjadi rajin-bersemangat dan berjiwa baik.
Jika tidak melakukannya, maka jiwanya menjadi jelek dan pemalas."[9]
- Begadang, karena ini menyebabkan lelah dan ngantuk di pagi hari. Cara
mengatasinya adalah dengan tidur malam di awal waktu. 'Aisyah
berkata:" Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur
di awal malam dan bangun di akhirnya kemudian shalat."[10] Dan diriwayatkan dari Abi Barzah,
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur
sebelum shalat Isya' dan bicara setelahnya.[11]
- Terpengaruh dengan teman yang punya kebiasaan
tidur pagi.
Cara mengatasinya adalah memilih teman
yang menjaga waktunya di pagi hari .
- Kebiasaan atau adat. Cara mengatasinya dengan mujahadah (berusaha sekuat tenaga) dan
terus bersabar, dengan menggunakan segala hal yang menghilangkan kebiasaan
ini . Allah Ta'ala berfirman:
]وَالَّذِينَ جَاهَدُوا
فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين(
Artinya: "Dan orang-orang
yang bersungguh-sungguh di dalam jalan Kami, maka sungguh-sungguh akan Kami
tunjukkan mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al 'Ankabut :69)
Dan jangan lupa untuk isti'anah
(memohon pertolongan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam usaha
menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, karena tak akan bermanfaat mujahadah
tanpa taufiq dari Allah.
Seorang thalibul 'ilmi hendaklah
menjadi teladan bagi yang lain, dan berusaha untuk berperilaku dengan perilaku
as-salafush shalih. Dan tidur pagi adalah kebiasaan yang tidak baik bagi orang
awam, apalagi bagi seorang thalibul 'ilmi, karena dia lebih banyak membutuhkan
waktu yang berkah dan kesungguhan.
Nafi' telah bertanya kepada Ibnu Umar
tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : (اللهم
بارك لأمتي في بكورها) maka
beliau menjawab: "Dalam menuntut ilmu dan shaf pertama " [12].
Oleh: Abu Maryam Abdullah Roy
[1] . HR. Muslim ( 1 / 463 no. 670 ) .
[2] . HR Abu Dawud ( 3 / 35 no. 2606 ) , dan
At-Tirmidzy ( 3 / 517 no. 1212 ) dan dishahihkan oleh Al-Albany dalam
Shahih Sunan Abi Dawud ( 2 / 494 no . 2270 )
[3] . HR.Muslim ( 1 /564 no.822)
[4] . Madarijussalikin ( 1 / 459 )
[5] . Atsar ini disebutkan oleh Ibnul
Qayyim di Zaadul Ma'ad ( 4 / 221 ) .
[6] .Miftah Daris Sa'adah ( 2 /216 ) .
[7] . Zaadul Ma'ad ( 4 / 378 ) .
[8] . Lihat Zaadul Ma'ad ( 4 / 222 ) .
[9] . HR. Al-Bukhary ( 1 / 383 no. 1091 ), dan
Muslim ( 1 / 538 no.776 ) .
[10] . HR. Al-Bukhary ( 1 / 385 no. 1095 ), dan
Muslim ( 1 / 510 no. 739 ).
[11] . HR. Al-Bukhary ( 1 / 208 no. 543 ) .
[12]Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdil Barr dalam
Al-Jami' li Akhlaqir-Rawi wa Aadabis-Sami' ( 1 / 150 ) , dan As-Sam'aany dalam
Adabul- Imla' wal Istimla' ( 1 / 129 )
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.