-->

Wednesday, May 4, 2016

Jangan Engkau Lupakan
Janganlah engkau lupa terhadap jasa USTADZ atau USTADZAH yang dahulu mengajarkan kepadamu cara membaca al-Quran yang benar, yang dahulu pertama kali mengajarkanmu menghafal surat-surat pendek/panjang…

Sekembalinya dirimu dari perantauan menuntut ilmu, hendaknya menghasilkan adab yang jauh lebih baik… Tidak kita nafi-kan… setelah engkau tahu ilmu (yg mungkin tidak diketahui mereka), yang mana ternyata engkau dapati mereka terdapat “kekeliruan/kesalahan” dalam beberapa perkara dalam agama…


Dan tidak menutup kemungkinan pula engkau akan mendapati aib/kekurangan pada dirinya.

Akan tetapi…

Apakah engkau melupakan kebaikan mereka kepadamu? Bahkan berbuat sewenang-wenang terhadapnya? Atau bahkan engkau berpartisipasi menyebarkan segala bentuk kesalahan,dan kekurangan serta aibnya ke khalayak ramai???

Di mana keadilan itu???

Dengan kesalahan ataupun kekurangannya itu engkau melupakan segala bentuk jasa dan kebaikannya padamu dan hanya kesalahan dan kekurangannya saja yang terbetik dalam benakmu??? Atau Bahkan tertanam kebencian dalam hatimu terhadapnya, sehingga yang tampak bagimu hanyalah keburukannya saja???

Sungguh Allah telah berfirman:

وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

…dan janganlah kalian melupakan keutamaan (siapapun) di antara kalian… (Qs. al-Baqarah/ 2:237)

Mengenai penafsiran ayat diatas, adh-Dhahhâk rahimahullâh berkata, “Keutamaan yang dimaksud adalah budi baik”.

Ketahuilah apabila seseorang yang diberikan kebaikan,maka wajib baginya untuk berterima kasih kepadanya, berdasarkan dalil:

مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ

“Barangsiapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepadamanusia, maka tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. at Tirmidziy; dan ia menilainya hasan shahih;dishahihkan oleh syaikh al-albaaniy)

Dijelaskan Ibnu al-Atsîr rahimahullâh, “Maknanya adalah: Allâh Ta’ala tidak menerima syukur seorang hamba kepada-Nya atas nikmat yang telah dilimpahkan,tatkala dia tidak pandai berterima kasih atas kebaikan manusia kepadanya. Yang demikian karena (kuatnya) hubungan kedua hal tersebut satu dengan yang lain.

Makna lain dari hadits di atas adalah barangsiapa memiliki kebiasaan tabiat mengingkari budi baik manusia dan tidak bersyukur (berterima kasih) atas kebaikan mereka, maka niscaya dia memiliki tabiat kebiasaan mengkufuri nikmat Allâh Ta’ala dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.

Adapula makna lain yang terkandung dalam hadits di atas, bahwa barang siapa tidak mensyukuri (kebaikan) manusia, maka dia layaknya orang yang tidak mensyukuri Allâh Ta’ala.

Semua makna ini terpetik melalui penyebutan nama Allâh Ta’ala Yang mulia (dalam hadits di atas. pen)”.

[An-Nihâyah fi Gharîbil Hadîts hlm . 488]

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا

“Bukan dari ummatku siapa yang tidak menghormati orang yang besar dari kami dan tidak merahmati orang yang kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang yang alim dari kami.”

(H.R Ahmad:22755, Dihasankan oleh Syaikh Al Albany dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir)

Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullâh berkata, “Seorang penuntut ilmu harus memperbaiki adabnya terhadap gurunya,memuji Allah yang telah memudahkan baginya dengan memberikan kepadanya orang yang mengajarkannya dari kebodohannya, menghidupkannya dari kematian (hati)nya,membangunkannya dari tidurnya, serta mempergunakan setiap kesempatan untuk menimba ilmu darinya. Hendaklah ia memperbanyak do’a bagi gurunya, baik ketika ada maupun ketika tidak ada. Karena, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوهُ، فَادْعُوا لَهُ،حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikannya) dengan kebaikan yang setimpal dan jika kalian tidak mendapat sesuatu untuk membalasnya kebaikannya maka berdo’alah untuknya sampai kalian merasa telah membalas kebaikannya.”

(HR. Ahmad; dikatakan imam al-mundziriy, sanadnya shahiih atau hasan atau yang mendekatinya)

Adakah kebaikan yang lebih agung daripada kebaikan ilmu?! Padahal, setiap kebaikan itu akan terputus kecuali kebaikan ilmu, nasihat dan bimbingan???

Dan ingat, orang yang “tidak tahu berterimakasih” adalah orang yang KUFUR NIKMAT..

Lantas bagaimana lagi jika gurumu tidak hanya sekedar mengajarkan al-Qur-an? Tapi banyak mengajarkan kepadamu kebaikan? Bahkan mungkin melalui perantaraan dialah engkau mengenal islam, engkau mengenal sunnah? Yang mana tadinya engkau berada di jurang neraka? Maka ini sungguh merupakan kedurhakaan yang sangat.

Takutlah engkau akan dicabutnya keberkahan dari ilmu yang engkau miliki… Yang mana ilmumu hanyalah menjadi hujjah (bencana) atasmu…

Ingatlah akan firmanNya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga) ketika Rabbmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah(nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”(Q.S Ibrahim: 7)

Maka kita memohon kepada Allah lmu yang bermanfaat, dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat..

Dan kita memohon kepadaNya agar Dia memberikan balasan yang terbaik terhadap guru-guru yang telah mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat..

Semoga artikel ini, dapat bermanfaat bagi penulisnya dan pembacanya, dengan harapan agar kita dapat memahaminya dengan baik, meresap ke dalam hati kita, sehingga kita dapat mengamalkannya dalam keseharian kita.

Aamiin...

Terinspirasi dari tulisan di abuzuhriy.com dengan judul yang sama.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Post a Comment

Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com