'Penampakan Aneh' di Sebuah Masjid
"Allahu Akbar... Allahu Akbar". suara adzan
berkumandang.
Aku pun beranjak dari tempat duduk dan berwudhu' kemudian bergegas
pergi ke masjid.
Namun, hari ini, entah kenapa aku melangkahkan kaki ke sebuah
masjid yang tidak biasanya aku shalat di situ, akupun shalat tahiyatul
masjid dan sunnah rawatib. Kami pun menunaikan shalat dengan khusyu’.
Ketika selesai shalat, ku lihat sekeliling masjid, dan aku melihat
sebuah ‘penampakan aneh’ sesuatu yang asing pada zaman ini.
Aku melihat para jama’ah ‘sibuk’ berdzikir, memuji Allah, membaca
Al-Quran dan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
Sangat berbeda sekali di masjid yang biasa aku shalat, di masjid
itu, sering akau melihat ketika selesai shalat, para jama’ah sibuk dengan
gadget mereka, setelah salam langsung merogoh kantong dan mengeluarkan
gadgetnya, apakah membaca pesan, penasaran dengan getaran selama shalat, atau
hanya sekedar mengecek notif.
Itulah yang terjadi di beberapa masjid yang biasa aku shalat di
situ.
Namun, kali ini aku tertegun dan terharu melihat ‘penampakan’
tersebut, aku penasaran dengan hal tersebut, dan setelah aku perhatikan lagi,
ternyata para jama’ah masjid tersebut kebanyakan orangtua, bapak-bapak. Masya
Allah.
Yah, jama’ahnya para orangtua, adapaun di masjid yang sibuk dengan
gadget, kebanyakan jama’ahnya merupakan anak muda.
Ironis sekali, sangat disayangkan, seandainya kita mengecek
dosa-dosa sebagaimana kita mengecek notif-notif di gadget kita.
Alangkah baiknya, jika bacaan al-Quran kita sebanyak kita membuka
gadget kita.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
العادة تمنع أن يقرأ قوم كتاباً في فن من العلم، كالطب
والحساب، ولايستشْرِحوه، فكيف بكلام الله الذي هو عصمتهم، وبه نجاتهم وسعادتهم، وقيام
دينهم ودنياهم.
“Adat kebiasaan manusia menolak jika ada sekelompok orang yang
membaca suatu buku dalam disiplin ilmu tertentu, seperti kedokteran dan
matematika, namun mereka tidak ingin mengetahui makna/maksudnya, (jika demikian
kenyataannya), bagaimana dengan kalamullah yang menjadi penyebab tercegahnya
seseorang dari kebinasaan, penyebab kesuksesan, kebahagiaan mereka dan penyebab
tegaknya urusan agama serta dunia mereka.
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ
عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ
أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang
hamba pada hari kiamat, sehingga ditanyakan tentang (4 perkara:)
(Pertama,) tentang
umurnya dihabiskan untuk apa.
(Kedua,) tentang
ilmunya diamalkan atau tidak.
(Ketiga,) Tentang
hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan.
(Keempat,) tentang
tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.”
(HR Imam At-Tirmidzi
dalam Sunan-nya dan Tirmidzi rahimahullah mengatakan hadits ini hasan shahih.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi rahimahullah di dalam
Sunan-nya, dan lainnya. Ada juga diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah
dalam kitabnya, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah.)
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.