Apa Yang Menghalangimu?
Saudaraku
yang tercinta, siapa di antara kita yang tidak pernah berbuat dosa?
Siapa
di antara kita yang tidak pernah bersalah terhadap Tuhannya?
Dan
apakah engkau mengira, kesalahan-kesalahan kita hanya kita sendiri yang
melakukannya dan belum pernah dilakukan orang lain?
Sama
sekali tidak. Sehari pun kita tidak bisa seperti malaikat yang sama sekali
tidak pernah berbuat maksiat terhadap Allah dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya. Akan tetapi kita adalah manusia yang sangat mungkin berbuat
kesalahan. Setiap hamba Allah yang shalih yang pernah engkau temui, pastilah ia
pernah berbuat kesalahan dan dosa.
Ibnu
Mas'ud berkata kepada para sahabatnya yang mengikutinya, "Kalau kalian
mengetahui dosa-dosaku, tentulah kalian akan melempariku dengan batu."
Rasulullah
bersabda,
"Jikalau
kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menggantikanmu dengan suatu kaum
yang pernah berbuat dosa, hingga mereka memohon ampunan dan Allah mengampuni
mereka." (HR. Muslim).
Kita
tak akan luput dari kesalahan-kesalahan tersebut bahkan kita tidak bakal
terhindar darinya.
Sebagai
manusia biasa, tentu kita memiliki berbagai kekurangan. Orang yang menganggap
dirinya superior adalah orang yang ujub. Bahkan dalam catatan sejarah, ada
ulama besar yang ternyata mengidap penyakit seks sebagai fedofilia. Ada yang
keranjingan melakukan nikah mut'ah, tanpa berniat melegalkan segala perbuatan
itu, dan kita menanggap segala dosa dan maksiat pasti dibenci oleh Allah dan
harus dihindari sebisa mungkin, realitas itu menunjukkan bahwa kekhilafan pada
bani Adam adalah hal yang wajar.
Meski
demikian, menurut penjelasan Ibnul Qayyim, hendaknya kekhilafan itu membuka
pintu taubat, yang membuat seseorang menjadi lebih baik di hadapan Allah.
Jangan biarkan berlarut-larut, karena ajal di tangan Allah. Hidup kita
terbatas, hidup di dunia hanya sekali, maka hiduplah yang berarti.
Karena
itu, marilah kita usir setan dengan istighfar yang bersumber dari hati kita
atas kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita yang telah lalu.
Marilah
kita perbaiki taubat kita kepada Allah. Hendaknya taubat kita benar-benar
bersumber dari hati yang bersih, hingga sesuai dengan firman Allah,
"Ya
Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi." (Al-A'raf: 23).
Dan
seorang penyair berkata,
Wahai
Dzat tempat berlindung segala harapan dan perlindungan dari segala yang
menakutkan manusia tidak mampu membetulkan tulang yang Engkau patahkan dan
tidak kuasa meretakkan tulang yang Engkau betulkan.
Ketahuilah
wahai orang yang semoga dijaga oleh Allah, bahwasanya Rasulullah yang telah
terpelihara dari dosa, masih bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan-Nya
dalam sehari lebih dari seratus kali.
Diriwayatkan
dari Ibnu Umar, ia berkata,
Terhitung
dari Rasulullah sebelum berdiri dari satu majlis, beliau mengucapkan seratus
kali,
Ya
Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat dan Maha Pengampun.
(
HR. At-Tirmidzi, ia berkata "Hadits ini adalah hasan shahih.")
Sedangkan
kita wahai orang yang telah berlebihan dalam berbuat dosa dan maksiat, hingga
sebagian dari taubatnya bila ia bertaubat. Kami katakan, jangan khawatir, pintu
taubat masih terbuka untuk kita semua.
Kami
katakan ini dari lubuk hati yang mengharapkan kebaikan atas diri kita dan
orang-orang semacam kita.
Dengarkanlah,
Allah telah menyeru kepada kita dalam firman-Nya,
"Hai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya."
(Az-Zumar: 53-54).
Justru
ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya Allah senang dengan taubat kita.
"Allah
sangat senang dengan taubat hamba-Nya di kala bertaubat dari pada salah seorang
di antara kalian sedang naik kudanya di tanah yang tandus. Kemudian kuda itu
melarikan diri dengan membawa perbekalannya, berupa makanan dan minuman, hingga
ia berputus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan merebahkan dirinya di
bawah naungan pohon dan sudah dihinggapi putus asa memikirkan kudanya. Di saat
ia kalut seperti itu, tiba-tiba kudanya sudah berdiri di hadapannya. Dengan
segera ia mengambil tali kekangnya, dan dengan gembira ia berkata, Ya Allah,
Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu. Ia salah ucap karena kegembiraannya
meluap." (HR. Bukhari dan Muslim)
Suatu
hari ada seseorang datang kepada Nabi dan bertanya kepada beliau,
"Bagaimana
jika seseorang melakukan semua perbuatan dosa tanpa satu pun dosa yang belum
pernah ia lakukan. Apakah ia masih bisa mendapat pengampunan?"
Rasulullah
bertanya, "Sudahkah kau masuk Islam?" Orang itu menjawab, "Saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah
utusan-Nya." Rasulullah bersabda, Mulailah engkau mengerjakan berbagai
kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan, niscaya Allah akan menjadikan
semua itu sebagai kebajikan bagimu. Orang itu bertanya lagi, "Apakah segala
kejahatan dari kesalahanku akan diampuni?" Beliau menjawab,
"Ya!" Orang itu segera bertakbir berulang-ulang hingga ia
meninggalkan Nabi.*
(H.R
Al-Bazzar&Ath-Thabrani dlm kitab at-Targhib wa at-Tarhib karya Al-Mundziri)
*akan
tetapi ia mengamalkan syahadat dengan semua konsekuensiny,tidak sekedar
mengucapkan dengan lisannya saja.
Wahai
orang yang fakir di hadapan Tuhan, meski engkau kaya di duniamu, apalagi yang
engkau inginkan setelah datangnya kabar gembira ini? Kembalilah kepada Tuhanmu,
karena kembali kepada Tuhanmu itu lebih terpuji bagimu didunia maupun
diakhirat. Di dunia mendapatkan ketenangan hati, kelapangan dan kemudahan
rizki.
"Barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.
Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (At-Thalaq:
2-3).
Bila
kita mendapatkan rizki berbentuk harta, ia akan mendapatkan rizki berbentuk
bertambahnya keimanan.
"Sedangkan
di akhirat, ia mendapatkan, (Yaitu) surga Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi
mereka, di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta
buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan pada sisi mereka (ada
bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa
yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini benar-benar rizki
dari Kami yang tiada habis-habisnya." (Shaad: 50-54).
Allah
berfirman dalam sebuah hadits qudsi,
"Wahai
para hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali yang Aku beri petunjuk, maka
mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan beri petunjuk." (HR. Muslim)
Maka
ketahuilah bahwa seorang itu mungkin saja berbuat dosa, namun ia akhirnya masuk
surga karena dosanya itu. Tahukah anda bagaimana hal itu bisa terjadi?
Yang
demikian itu bisa saja terjadi karena ia melakukan sesuatu perbuatan dosa,
namun ia menyesalinya, menangis karena perbuatan itu, dan ia malu terhadap
Tuhannya, mendudukkan kepala di hadapan Tuhannya dengan hati yang hancur.
Dosa
sedemikian inilah yang menjadikan kebahagiaan seorang hamba dan
keberuntungannya, bahkan bisa jadi lebih bermanfaat dari berbagai macam
kebajikan, karena taubatnya dari dosa ini telah menjadikannya masuk surga.
Wahai
pendamba surga, wahai orang yang takut akan siksa neraka, inilah sekelompok
cerita orang yang telah bertaubat. Adakah engkau akan berjalan di belakang
mereka? Inilah sekumpulan orang-orang yang telah bertaubat, adakah hatimu
bersama mereka?
Inilah
orang yang memohon ampunan yang air matanya mengalir di wajah-wajah mereka.
Adakah wajahmu juga basah oleh air mata yang menjadikanmu segolongan dengan
mereka?
Saudaraku,
ini adalah ajakan yang jujur dari Allah, yang telah berfirman,
"Dan
bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung." (An-Nur: 31).
Sesuatu
yang harus kita ingat juga,
sebenarnya
tidak ada manfaat bagi kita untuk menghibur kesedihan kita dengan cara
mendengar lagu-lagu, atau melihat pertandingan sepak bola yang kadang kalah dan
kadang menang, atau jalan-jalan keluar rumah, apalagi mencari kesenangan dengan
perbuatan haram, sama sekali tidak ada manfaatnya, saudaraku!
Itu
bukanlah cara kita. Itu bukanlah cara-cara orang yang telah Allah bicarakan
tentang mereka dalam ayat-Nya,
"Dan
orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti
makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka."
(Muhammad: 12).
Saudaraku,
kita masih lebih baik dari mereka! Kita diciptakan di dunia ini untuk suatu
perkara yang agung, kita dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang besar.
Seorang penyair berkata,
Mereka
telah mempersiapkanmu untuk suatu perkara Jika engkau pintar, maka jauhkan
dirimu dari kesia-siaan.
Saudaraku,...
Jika
tujuan kita sekarang tak lain dan tidak bukan adalah keridhaan Yang Maha Esa,
maka lihatlah kepada amal perbuatan kita, apakah amal itu menjadikan Allah
meridhai kita atau tidak?
Jika
keinginan kita sekarang adalah surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
maka perhatikanlah, apa yang telah kita lakukan untuk menjadikan kita masuk
surga?
Renungkanlah
dengan jujur dan ketahuilah bahwasanya mungkin saja kita tidur dan tidak akan
bangun lagi. Atau kita kenakan pakaian yang tidak pernah kita buka lagi, tetapi
dibukakan orang yang memandikan kita. Atau kita mengendarai kendaraan, namun
kita tidak lagi turun dari kendaraan tersebut melainkan tubuh yang sudah kaku.
Maka
keadaan seperti apa yang kita inginkan ketika kita harus mati?
Pada
saat bagaimana yang kita inginkan di saat harus meninggalkan dunia ini?
Saudaraku,...
Pada
akhir renungan ini, kami ungkapkan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah,
"Sesungguhnya
Allah membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang yang berbuat kejahatan pada
siang hari mau bertaubat. Dan dia membuka tangan-Nya pada siang hari, agar orang
yang berbuat kejahatan pada malam hari mau bertaubat." (HR. Muslim)
Renungkanlah
ayat ini, sebuah ayat yang apabila iblis mendengarnya, ia akan segera menangis
dan menyesal. Sebuah ayat yang menyenangkan hati orang berdosa yang telah
bertaubat, ajakan bagi orang yang lalai dan berlebih-lebihan agar segera
berhenti dari perbuatannya itu.
Mari
kita baca bersama-sama membaca ayat tersebut,
"Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal." (Ali Imran: 135-136)
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.