Jangan Pernah Kalah
Saat hati kita seolah tak mampu lagi menahan beban masalah.
Saat kita merasa lunglai, lemah dan berat melangkahkan kaki, merasa tak kuat dan bingung menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat.
Ketika kita tak lagi merasa mampu berdiri menopang beban berat yang harus
dipikul.
Tidak,
itu bukan tanda-tanda kelemahan yang patut disesali. Sebab manusia memang
diciptakan dalam keadaan serba lemah. Tapi Allah berjanji tidak akan menimpakan masalah
kepada seseorang di atas batas kemamuan orang tersebut untuk memikulnya.
"Ketika badan sehat dan hati senang, semua orang mengaku beriman,
tapi setelah datang cobaan barulah diketahui benar tidaknya pengakuan
itu. Orang ingin permintaanya cepat terkabul hari ini dan tidak sabar
menunggu, itulah orang yang lemah iman."
Saudaraku, coba renungkan...
Memang, ada orang pintar yang hidupnya miskin, orang bodoh yang
hidunya kaya raya, pembela kebenaran hidup terisolir, orang kafir memiliki
harta benda, berbidang-bidang tanah, orang Islam jadi penyapu jalanan.
Tapi, renungkan lagi saudaraku...
Nabiyullah Ya'qub ‘alaihis
salam harus kehilangan anaknya, Yusuf yang sangat
dicintainya. Bertahun-tahun kemudian hilang pula adiknya yang bernama
Bunyamin. Ketika anak kedua itu hilang, karena ditangkap oleh wakil raja Mesir
yang sebenarnya adalah Yusuf sendiri, Ya'qub tetap tidak putus asa berharap
pada Allah. Dia hanya menerima kejadian itu dengan harapan yang
lebih besar.
“Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku.”
(
Q.S Yusuf : 83 )
"Sabarlah yang lebih baik, dan kepada Allâh lah tempat meminta tolong."
(Q.S Yusuf:18)
Bagaimana penderitaan Nabiyullah Yusuf ‘alaihis
salam sendiri?
Ia tidak disukai oleh saudara-saudaranya sejak
kecil. Bahkan dilempar ke dalam sumur yang gelap gulita. Diperdagangkan sebagai
budak, lalu dijebloskan ke dalam penjara, meski ia tidak pernah melakukan
kejahatan sedikitpun.
Lihat Nabi Musa ‘alaihis
salam...
Ia dilahirkan dalam kondisi
sangat memprihatinkan. Dikirim dalam sebuah peti ke sungai Nil karena takut
dibunuh Fir’aun. Setelah besar diutus menjadi Nabi, dan sekian lama menumang di
rumah ayah angkatnya, Fir’aun, datang petunjuk dari Allah bahwa ayah angkatnya
itulah musuhnya.
Lihat juga, Nabi Ibrahim‘alaihis
salam.
Cobaan apa yang melebihi
cobaannya? Imannya diuji dengan ujian yang berat tidak ada tandingannya.
Diperintahkan untuk menyembelih anak kandungnya sendiri.
Mana yang lebih besar penderitaan kita dengan penderitaan mereka?
Penderitaan Nabi Adam ‘alaihis salam? Bersenang-senang di dalam
surga bersama isterinya, tapi kemudian dirintahkan untuk keluar dari surga.
Dimana kesulitan kita dibandingkan penderitaan mereka?
Penderitaan Nabi Nuh‘alaihis salam, yang menyeru umatnya,
tapi anak dan isterinya sendiri tidak mau jadi pengikutnya?
Nabi Isa
‘alaihis salam? Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam lebih lagi...
Pernahkah mereka mengeluh???
Tidak...
Mereka yakin bahwa iman kepada Allâh memang
menghendaki perjuangan, pengorbanan sekaligus keteguhan hati. Mereka tidak
terlalu menuntut kemenangan lahir, karena memang mereka selalu menang di alam
batin.
Saudaraku, , ,
Di situlah tersimpan kekuatan
iman. Tanpa kekuatan iman, sujud, ruku’ menjadi kering. Karena sesungguhnya ia
hanya laksana dahan yang berasa dari
batang keimanan. Dahan akan kurus, daun
akan kering bila batang tak memiliki akar yang kuat, kokoh dan tak mudah goyah
diterpa angin dan badai. Dahan dan ranting sangat tergantung oleh suplai
makanan dari akar dan batang. Akar dan batang itulah substansi iman...
Saudaraku...
Jangan pernah kalah oleh beratnya cobaan
hidup, tidak semua permintaan kita harus dikabulkan. Karena Allah lah yang
lebih mengenal batin kita dari diri kita sendiri.
Imam
Ibnul Qayyim memberi permisalan, seperti anak kecil yang bersedih karena belum
pantas diberi uang melebihi kekuatan akalnya, padahal belum tentu ia bahagia
bila permintaannya terkabul.
Teka-taki
hidup ini sangat banyak. Jangan menyangka Allah lemah menolong hamba-Nya
Saudaraku...
Pertolongan, bantuan, dukungan, kemenangan dari Allâh itu pasti,
"Adalah hak bg Kami mnolong orang-orang beriman."(Q.S Ar-Rûm:47).
Sedetikpun Allâh tak pernah meninggalkan hamba-Ny yang
beriman. Dan jika Ia berkehendak, tak ada yang dapat menghalangi turunnya
pertolongan dan bantuan itu.
Karenanya, sekali lagi,
JANGAN PERNAH KALAH OLEH COBAAN...!!!
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.