-->

Tuesday, September 4, 2012

Jangan Pernah Kalah
Suatu ketika, mungkin kita pernah berpikir, betapa berat dan kerasnya perjalanan hidup ini.
Saat hati kita seolah tak mampu lagi menahan beban masalah.
Saat kita merasa lunglai, lemah dan berat melangkahkan kaki, merasa tak kuat dan bingung menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat.
Ketika kita tak lagi merasa mampu berdiri menopang beban berat yang harus dipikul.
Tidak, itu bukan tanda-tanda kelemahan yang patut disesali. Sebab manusia memang diciptakan dalam keadaan serba lemah. Tapi Allah berjanji tidak akan menimpakan masalah kepada seseorang di atas batas kemamuan orang tersebut untuk memikulnya.
Hasan Al-Basri mengatakan,
"Ketika badan sehat dan hati senang, semua orang mengaku beriman, tapi setelah datang cobaan barulah diketahui benar tidaknya pengakuan itu. Orang ingin permintaanya cepat terkabul hari ini dan tidak sabar menunggu, itulah orang yang lemah iman."
Saudaraku, coba renungkan...
Memang, ada orang pintar yang hidupnya miskin, orang bodoh yang hidunya kaya raya, pembela kebenaran hidup terisolir, orang kafir memiliki harta benda, berbidang-bidang tanah, orang Islam jadi penyapu jalanan.
Tapi, renungkan lagi saudaraku...
Nabiyullah Ya'qub ‘alaihis salam harus kehilangan anaknya, Yusuf yang sangat dicintainya. Bertahun-tahun kemudian hilang pula adiknya yang bernama Bunyamin. Ketika anak kedua itu hilang, karena ditangkap oleh wakil raja Mesir yang sebenarnya adalah Yusuf sendiri, Ya'qub tetap tidak putus asa berharap pada Allah. Dia hanya menerima kejadian itu dengan harapan yang lebih besar.
“Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku.”
( Q.S Yusuf : 83 )
"Sabarlah yang lebih baik, dan kepada Allâh lah tempat meminta tolong."
(Q.S Yusuf:18)
Bagaimana penderitaan Nabiyullah Yusuf ‘alaihis salam sendiri?
Ia tidak disukai oleh saudara-saudaranya sejak kecil. Bahkan dilempar ke dalam sumur yang gelap gulita. Diperdagangkan sebagai budak, lalu dijebloskan ke dalam penjara, meski ia tidak pernah melakukan kejahatan sedikitpun.
Lihat Nabi Musa ‘alaihis salam...
Ia dilahirkan dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dikirim dalam sebuah peti ke sungai Nil karena takut dibunuh Fir’aun. Setelah besar diutus menjadi Nabi, dan sekian lama menumang di rumah ayah angkatnya, Fir’aun, datang petunjuk dari Allah bahwa ayah angkatnya itulah musuhnya.
Lihat juga, Nabi Ibrahim‘alaihis salam.
Cobaan apa yang melebihi cobaannya? Imannya diuji dengan ujian yang berat tidak ada tandingannya. Diperintahkan untuk menyembelih anak kandungnya sendiri.
Mana yang lebih besar penderitaan kita dengan penderitaan mereka? Penderitaan Nabi Adam ‘alaihis salam? Bersenang-senang di dalam surga bersama isterinya, tapi kemudian dirintahkan untuk keluar dari surga.
Dimana kesulitan kita dibandingkan penderitaan mereka? Penderitaan Nabi Nuh‘alaihis salam, yang menyeru umatnya, tapi anak dan isterinya sendiri tidak mau jadi pengikutnya?
Nabi Isa ‘alaihis salam? Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam lebih lagi...
Pernahkah mereka mengeluh??? Tidak...
Mereka yakin bahwa iman kepada Allâh memang menghendaki perjuangan, pengorbanan sekaligus keteguhan hati. Mereka tidak terlalu menuntut kemenangan lahir, karena memang mereka selalu menang di alam batin.
Saudaraku, , , 
Di situlah tersimpan kekuatan iman. Tanpa kekuatan iman, sujud, ruku’ menjadi kering. Karena sesungguhnya ia hanya  laksana dahan yang berasa dari batang  keimanan. Dahan akan kurus, daun akan kering bila batang tak memiliki akar yang kuat, kokoh dan tak mudah goyah diterpa angin dan badai. Dahan dan ranting sangat tergantung oleh suplai makanan dari akar dan batang. Akar dan batang itulah substansi iman...
Saudaraku...
Jangan pernah kalah oleh beratnya cobaan hidup, tidak semua permintaan kita harus dikabulkan. Karena Allah lah yang lebih mengenal batin kita dari diri kita sendiri.
Imam Ibnul Qayyim memberi permisalan, seperti anak kecil yang bersedih karena belum pantas diberi uang melebihi kekuatan akalnya, padahal belum tentu ia bahagia bila permintaannya  terkabul.
Teka-taki hidup ini sangat banyak. Jangan menyangka Allah lemah menolong hamba-Nya
Saudaraku...
Pertolongan, bantuan, dukungan, kemenangan dari Allâh itu pasti, 
"Adalah hak bg Kami mnolong orang-orang beriman."(Q.S Ar-Rûm:47).
Sedetikpun Allâh tak pernah meninggalkan hamba-Ny yang beriman. Dan jika Ia berkehendak, tak ada yang dapat menghalangi turunnya pertolongan dan bantuan itu.
Karenanya, sekali lagi, 
JANGAN PERNAH KALAH OLEH COBAAN...!!!

(Mencari Mutiara di Dasar Hati)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Post a Comment

Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com