MASUK SURGA TIDAK HARUS TERKENAL (Ka'bah pun tidak lepas dari selfie)
Al Imam Asy Syafi'i rahimahullahu
Ta'ala pernah berkata:
وددت أن الخلق يتعلمون هذا العلم ولا
ينسب إلي منه شيء
"Aku berangan-angan manusia
mempelajari ilmu ini dan tidak dinisbatkan ilmu tersebut sedkitpun
kepadaku."
Ini menunjukkan ketulusan hati Al Imam
Asy Syafi'i rahimahullah. Yang beliau ingin agar ilmu beliau
tersebar dan beliau tidak ingin orang tahu bahwasannya ilmu tersebut berasal
dari beliau.
Karena memang, para ikhwan yang dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, untuk masuk surga tidak mesti seorang
itu tampil.
Tidak mesti seorang itu terkenal, tidak
mesti seorang itu paling depan.
Bahkan lebih aman jika seorang bisa beramal shalih tanpa harus diketahui.
Karena kalau seorang tatkala beramal shalih dan dia menampakkan amal shalihnya (sehingga) diketahui oleh masyarakat, maka rawan:
Bahkan lebih aman jika seorang bisa beramal shalih tanpa harus diketahui.
Karena kalau seorang tatkala beramal shalih dan dia menampakkan amal shalihnya (sehingga) diketahui oleh masyarakat, maka rawan:
⇒
Khawatir dia terjerumus dalam penyakit riyā',
⇒
Khawatir terjerumus dalam penyakit 'ujub (bangga) dengan amalannya.
Sehingga akan menghancurkan amalan
ibadah yang dia lakukan.
Karenanya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam memotivasi seseorang untuk menyembunyikan amalnya.
Karenanya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam memotivasi seseorang untuk menyembunyikan amalnya.
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَكُونَ
لَهُ خَبِيءٌ مِنْ عَمَلٍ صَالِحٍ فَلْيَفْعَلْ
"Barang siapa diantara kalian yang
mampu untuk memiliki amal shalih yang dia sembunyikan, maka lakukanlah." (Shahīh Al Albāniy dalam Al Silsilah Ash Shahīhah 5/398)
Jika kita mampu memiliki amal shalih
yang banyak yang bisa kita sembunyikan maka lakukanlah.
Kenapa?
Karena amal shalih yang tersembunyikan pahalanya lebih besar dari pada amal shalih yang dinampakkan. Iblis senantiasa berusaha agar kita terjerumus dalam penyakit riyā' dan juga penyakit 'ujub agar amalan kita menjadi gagal.
Kenapa?
Karena amal shalih yang tersembunyikan pahalanya lebih besar dari pada amal shalih yang dinampakkan. Iblis senantiasa berusaha agar kita terjerumus dalam penyakit riyā' dan juga penyakit 'ujub agar amalan kita menjadi gagal.
Tatkala iblis tidak mampu untuk
menjerumuskan kita dalam riyā'
ataupun 'ujub, maka dia ingin agar (pahala) amal ibadah kita berkurang.
(Misal) Seseorang telah beramal shalih
dengan baik, dia sudah sembunyikan amal shalihnya (tidak diumbar dan tidak
diceritakan/ditulis di "status").
Maka datang iblis menggelitiki hatinya
agar dia ceritakan amal dia.
Tatkala dia tergelitik oleh iblis hingga akhirnya dia menceritakan amal shalih dia, maka pahalanya berkurang dan ini adalah salah satu tujuan iblis.
Makanya kita harus ingat hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memotifasi kita untuk beramal shalih dengan menyembunyikannya.
Diantaranya sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
Tatkala dia tergelitik oleh iblis hingga akhirnya dia menceritakan amal shalih dia, maka pahalanya berkurang dan ini adalah salah satu tujuan iblis.
Makanya kita harus ingat hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memotifasi kita untuk beramal shalih dengan menyembunyikannya.
Diantaranya sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
Diantara orang-orang yang dinaungi oleh
Allāh
pada hari kiamat kelak, yaitu:
رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ
فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
"Seorang yang dia bersedekah
dengan tangan kanannya lalu dia sembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan dengan tangan kanannya." (HR Bukhari no. 1421)
Dan dia benar-benar berusaha
menyembunyikannya.
Ini menunjukkan gambaran/kiasan
(kinayah) dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang luar bisa.
Kenapa?
Kenapa?
Karena tangan kiri adalah sahabat dekat
tangan kanan.
Apapun yang dilakukan oleh tangan kanan
maka tangan kiri mengetahuinya.
Kenapa? Karena teman sedekat.
Tangan kiri senantisa membantu tangan
kanan.
Namun tatkala tangan kanan bersedekah,
dia benar-benar menyembunyikan amalan dia sampai-sampai tangan kiri tidak mengetahuinya.
Ini menunjukkan luar biasanya dia
menyembunyikan amalnya dan dia akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa juga
dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla tatkala
dihari kiamat kelak.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga bersabda:
إن صدقة السر تطفئ غضب الرب
"Sesungguhnya sedekah yang
dikeluarkan secara diam-diam akan meredamkan amarah Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(HR Ath Thabrāni meriwayatkan dalam Al Kabir (1018)
dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya. Syaikh Al Albani menshahihkan
Hadits ini dalam Ash Shahīhah
1908)
Meskipun dalil-dalil ini berkaitan
dengan masalah sedekah namun berkaitan juga dengan seluruh ibadah.
Seseorang (hendaknya) berusaha
menyembunyikan amal shalihnya.
Dan amal shalih itu banyak, misalnya seorang berbakti kepada orang tuanya.
Jika dia berbakti kepada orang tuanya, JANGAN dia sebarkan melalui status "Facebook" atau "Whatsapp".
Dan amal shalih itu banyak, misalnya seorang berbakti kepada orang tuanya.
Jika dia berbakti kepada orang tuanya, JANGAN dia sebarkan melalui status "Facebook" atau "Whatsapp".
Misalnya dia cerita:
"Hari ini saya telah berbakti
kepada orangtua."
"Saya hari ini telah memberi hadiah kepada orang tua saya."
"Saya hari ini telah memberi hadiah kepada orang tua saya."
"Hari ini telah mengantar orang
tua."
Tidak perlu! Cukup Allāh yang Maha Tahu.
Pahalanya akan lebih besar, kenapa?
Berbakti kepada orang tua adalah ibadah
yang sangat mulia.
Kalau dia sembunyikan pahalanya akan
lebih besar.
Demikian juga tatkala dia haji, tatkala
umrah.
Maka jangan dia pamerkan ibadahnya,
jangan dia tampakkan ibadahnya, tidak usah diceritakan kepada orang lain.
Diantara perkara yang sangat
menyedihkan yang saya lihat dengan mata kepala sendiri, setelah saya baca suatu
kabar dari Arab Saudi disebutkan bahwasannya:
"KA'BAH PUN TIDAK SELAMAT DARI
SELFIE"
Begitu judulnya.
Demikianlah, tatkala saya 'umrah saya
lihat banyak orang yang nekat berdesak-desakan untuk "selfie" di
depan Ka'bah.
Padahal orang-orang lain
berdesak-desakan, dorong-dorongan, namun dia berusaha bisa "selfie".
Apa maksudnya?
Dia ingin sebarkan bahwasannya,
"Saya berhasil di depan Ka'bah."
Kalaupun dia tulus, pahalanya akan berkurang, dari pahala menyembunyikan amal menjadi pahala amalan yang dinampakkan.
Kalaupun dia tulus, pahalanya akan berkurang, dari pahala menyembunyikan amal menjadi pahala amalan yang dinampakkan.
Makanya harus kita camkan dalam hati
kita bahwasanya menyembunyikan amalan lebih afdhal daripada menampakkan amalan.
Karena lebih membantu untuk ikhlas
kepada Allāh
Subhānahu
wa Ta'āla.
Jadi kita:
Jadi kita:
✘ Tidak harus tampil dalam beribadah,
✘ Tidak harus tampil (menunjukkan diri) dalam
berdakwah,
✘ Tidak harus tampil dalam urusan ibadah.
Justru gara-gara ingin tampil inilah
terkadang menimbulkan banyak permasalahan.
Betapa banyak orang yang akhirnya ribut gara-gara;
Betapa banyak orang yang akhirnya ribut gara-gara;
• ingin tampil
• ingin dia yang di depan
• ingin berbicara
• ingin dia yang ditampilkan
Padahal, jika seorang mampu untuk bisa
beribadah tanpa harus tampil (tanpa harus diketahui), maka ini tentunya lebih
afdhal.
والله أعلم بالصواب
(Ust, Firanda Andirja)
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.