Ada Apa Dengan Kita?
Saudaraku,
saat motor dan mobil mewah yang mulus miik kita tergores, goresannya bagai
menyayat hati kita. Saat kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh
ini sperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil
secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tapi
saudaraku,
tak
sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar
perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan
shalat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan
shadaqah tersisihkan dari harta kita, meski di sekeliling kita anak-anak yatim
menangis menahan lapar. Saudaraku ada apa dengan kita?
Saudaraku,
kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala mobil yang melaju kencang
menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang
terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tinggalkan pakaian-pakaian yang
robek dan bolong untuk menggantinya dengan yang baru.
Tapi
saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori
tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda
kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang
hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kita pun tak pernah mencoba
memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku,
kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan,
hati ini begitu sakit jika orang lain tak mengindahkan panggilan kita,
terkadang kita kecewa saat orang lain tak mengenal kita meski kita seorang
pejabat, pengusaha, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat, bahkan orang yang
terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat
rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.
Tapi
saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak
mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat
Allah terdengar di telinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak
pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan
memalingkan wajahNya, kita pun tak pernah mau tahu, Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengenal kita atau tidak di padang mahsyar nanti. Kita juga tak
peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang shalih dan beriman.
Saudaraku,
tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita?
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah dengan baik dan bijak,
Anda sopan kami segan.
Jika ada link yang rusak, tolong bertiahu kami.
Terima Kasih.